Sejarah yahudi berawal dari Nabi Ibrahim as yang dilahirkan dan
tumbuh di negeri Babilonia, suatu negeri yang pada saat itu penduduknya
melakukan berbagai bentuk kemusyrikan, seperti menyembah batu, berhala,
bintang. Semua penduduknya pada saat itu mengingkari Allah swt kecuali
Ibrahim, istrinya dan keponakannya (Luth). Berbagai upaya dilakukan
olehnya untuk mendawahi mereka agar menyembah Allah swt termasuk
terhadap ayahnya sendiri dengan menjelaskan kepada mereka bahwa apa yang
mereka sembah tidaklah bisa memberikan manfaat ataupun mudharat sedikit
pun. Ketika Ibrahim merasa bahwa da’wahnya kurang disambut maka mereka
berpindah ke negeri Syam (Palestina) dan menetap di daerah Nablus. Dan
pada saat Palestina diterpa musibah kelaparan dan biaya hidup begitu
tinggi maka mereka berpindah ke negeri Mesir. Dari Mesir mereka kembali
lagi ke Palestina. Pada saat di Mesir, Ibrahim mendapatkan hadiah dari
Fir’aun Mesir seorang budak wanita yang bernama Hajar. Dan dari Hajar
beliau as mendapatkan Ismail yang kemudian dibawa oleh Ibrahim ke Mekah.
Sementara dari Sarah, Ibrahim mendapatkan Ishaq pada usianya yang
menginjak 100 tahun setelah 14 tahun kelahiran Ismail. Kemudian Ishaq
menikah dengan Rifqo binti Batwail di usia 40 tahun dan Ibrahim pada
saat itu masih hidup. Dari Batwail ini, beliau mendapatkan anak kembar
yang bernama ‘Aishu dan Ya’qub. Allah memberikan kepada Ya’qub 12 orang
anak, yaitu : Ruwaibil, Syam’un, Luwa, Yahudza, Isakhar, Zailun, Yusuf,
Benyamin, Dan, Naftli, Had dan Asyir. Sementara yang paling dicintai
oleh Ya’qub adalah Yusuf. Hal ini membuat cemburu saudara-saudaranya
yang akhirnya mereka bersepakat untuk membuangnya ke sumur yang
ditemukan oleh sekelompok musafir dan dijadikan barang dagangan. Yusuf
kemudian dibeli oleh seorang penguasa Mesir dan istrinya dengan harga 20
dirham. Di negeri Mesir, Yusuf mendapatkan kesuksesan dengan menjadi
bendaharawan negara dan ia pun mengajak ayah dan saudara-saudaranya
untuk berpindah ke Mesir. Ketika Mesir berada dalam puncak kezhaliman
yang dilakukan oleh Fir’aun terhadap orang-orang Bani Israil dengan
menyembelih anak-anak lakinya dan membiarkan hidup anak-anak perempuan
kemudian Allah swt mengutus Musa as dan Harun untuk menda’wahi Fir’aun.
Upaya Musa dan Harun ini pun mendapat perlawanan yang luar biasa dan
keras dari Fir’aun dan para tukang sihirnya sehingga Musa dan
orang-orang yang beriman kepadanya melarikan diri. Pelarian diri mereka
pun dikejar oleh Fir’aun dan tentaranya hingga sampai ke tepi lautan.
Allah memerintahkan Musa untuk memukulkan tongkatnya ke lautan sehingga
terdapat jalan untuk bisa dilintasi oleh Musa dan orang-orang yang
beriman sehingga selamat sampai di tepian, dan ketika Fir’aun serta
tentaranya yang ada di belakang mereka memasuki jalan tersebut maka Musa
memukulkan kembali tongkatnya ke lautan sehingga lautan itu menjadi
seperti sedia kala dan menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya.
Kemudian Allah swt memerintahkan Musa dan orang-orang yang bersamanya
untuk keluar dari Mesir dan menuju Baitul Maqdis (Palestina). Di negeri
ini, Musa mendapatkan suatu kaum yang kuat dan gagah dari keturunan al
Haitsaniyin, al Fazariyin dan al Kan’aniyin dan yang lainnya. Musa pun
memerintahkan para pengikutnya untuk memasukinya serta memerangi mereka
namun mereka semua enggan dan tidak mau menuruti perintah nabinya
sehingga Allah menyesatkan mereka semua selama 40 tahun. Pada masa 40
tahu didalam kesesatan ini Musa dan Harun meninggal dunia sehingga
kepeminpinan Bani Israil dipegang oleh Yusa’ bin Nuun yang kemudian
berhasil menundukkan Baitul Maqdis. Setelah orang-orang Bani Israil
menetap di Palestina, mereka mengalami tiga masa secara berturut-turut :
Masa Kehakiman; dimana kebanyakan keturunan mereka mengembalikan segala
putusan dari perkara yang diperselisihkan diantara mereka kepada satu
orang hakim. Masa ini berlangsung hingga sekitar 400 tahun. Masa Menjadi
Raja; sebagaimana firman Allah swt didalam surat al Baqoroh ayat 246 –
252. Allah menjadikan Thalut sebagai raja, kemudian Daud dan Sulaiman
as. Masa Perpecahan; yaitu pada masa setelah Sulaiman as terjadi
perselisihan antara Rahbi’an bin Sulaiman dengan Yarbi’an bin Nabat.
Kemudian Rahbi’an dan keturunan Yahudza serta Benyamin mendirikan negara
yang bernama Negara Yahudza yang dinisbahkan kepada Yahudza dari
keturunan Daud dan Sulaiman. Ibu kota negara ini di Baitul Maqdis.
Sedangkan Yarbi’an bin Nabath dengan 10 keturunan yang tersisa
mendirikan negara Israil di sebelah Palestina bagian utara dengan ibu
kotanya adalah Nablus. Merekalah orang-orang yang kemudian dinamakan
dengan Syamir yang dinisbahkan kepada gunug di sana yang bernama Syamir.
Pada tahun 722 SM, negara Israil jatuh ke tangan orang-orang Asyuri
dibawah pimpinan raja mereka yang bernama Sarjun sedangkan negara Yahuza
jatuh ke tangan orang-oang Fira’unah pada tahun 603 SM. Pada kira-kira
tahun 586 SM Bukhtanshar (Nebukat Nashar), raja Babilonia berhasil
menduduki Palestina dan mengusir orang-orang Fira’unah serta
menghancurkan negara Yahudza dan memenjarakan orang-orang Yahudi serta
membawanya ke Babilonia, yang kemudian dikenal dengan ‘Tawanan Bailonia’
Pada tahun 538 SM, raja Parsia yang bernama Kursy berhasil menaklukan
Babilonia sehingga melepaskan para tawanan Yahudi dan sebagian dari
mereka kembali lagi ke Palestina. Pada tahun 135 SM, orang-orang Romawi
pada masa kepemimpinan Adryan berhasil memadamkan revolusi yang
dilakukan oleh orang-orang Yahudi sehingga menghancurkan negeri.
Orang-orang Romawi berhasil mengusir mereka (Yahudi) dari sana dan
menjadikan mereka terpecah-pecah di berbagai tempat di bumi. Sebagaimana
firman Allah swt
Artinya :
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memberitahukan, bahwa Sesungguhnya
Dia akan mengirim kepada mereka (orang-orang Yahudi) sampai hari kiamat
orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka azab yang
seburuk-buruknya. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksa-Nya, dan
Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan Kami
bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya
ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. dan
Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang
buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).” (QS. Al A’raf :
167 – 168) Pada saat Palestina dibawah kekuasan Romawi ini, Allah swt
mengutus Isa as sebagai Rasul kepada Bani Israil, sebagaimana firman
Allah swt “Seorang rasul kepada Bani Israil” yang mengajak mereka untuk
memperbaiki berbagai kerusakan. Seruan ini disambut oleh sebagian
orang-orang Yahudi. Dan orang-orang Yahudi terpecah menjadi dua,
sebagaimana diberitakan Allah swt ; Artinya :
“lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir.”
(QS. Ash Shaff : 14) Golongan yang pertama adalah orang-orang Nasrani
sedangkan yang kedua adalah Yahudi. Para tukang tenung dan ulama Yahudi
mendatangi Raja Romawi agar menangkap dan membunuh Isa as yang kemudian
permintaan ini disambut oleh raja, namun Allah swt mengangkat Isa dan
menggantikannya dengan orang yang mirip dengannya yang kemudian disalib,
firman Allah swt :Artinya
: “(ingatlah), ketika Allah berfirman: “Hai Isa, Sesungguhnya aku
akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu
kepada-Ku.” (QS. Al Imran : 55) Artinya : “dan karena Ucapan mereka:
“Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul
Allah”, Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi
mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh
itu. mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu,
kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa
yang mereka bunuh itu adalah Isa.” (QS. An Nisaa : 157) (Disarikan dari
Al Bidayah wan Nihayah dan majdah.maktoob.com) Kaum Muslimin Lebih
Berhak Atas Yahudi Terhadap Palestina Terhadap bumi Palestina maka kaum
muslimin lebih berhak dibandingkan orang-orang Yahudi dikarenakan
beberapa alasan : Sesungguhnya kaum musliminlah yang membebaskan Al Quds
(Yerusalem) dari kehancuran yang dilakukan oleh orang-orang Romawi.
Kaum muslimin tidak merebutnya dari orang-orang Yahudi. Setelah
menguasai Palestina justru kaum muslimin menjaga gereja-gereja dan
tempat-tempat ibadah mereka. Selama 12 abad kaum muslimin berada di
Palestina dan menjadikan Baitul Maqdis sebagai ibu kota bagi mereka dan
menjalani pemerintahan dengan cara-cara syari’ah serta menyirami buminya
dengan berbagai kebaikan dan penuh ibadah kepada Allah swt. Mereka
tidak pernah meruntuhkan kota atau membakarnya, mereka tidak pernah
mengusir penduduknya yang non muslim bahkan mereka semua dapat hidup
dengan rasa aman selama pemerintahan islam. Orang-orang Israil tidak
mungkin bisa melakukan semua yang telah dilakukan pemerintahan islam
disana, yang telah menyinarinya dengan berbagai kebaikan dan toleransi
yang tinggi. Kaum muslimin melakukan itu semua dikarenakan aqidah dan
keimanan mereka kepada para nabi Allah sementara orang-orang Yahudi
adalah orang-orang yang tidak mengimani risalah Isa dan juga Muhammad.
(Al Quds Asy Syarif Haqoiqut Tarikh hal 4 -5) Risalah Muhammad saw
adalah risalah yang meneruskan nabi-nabi termasuk Ibrahim, Ishaq, Yaqu,
Musa dan Isa yang mereka semua juga dinamakan oleh Allah swt sebagai
oorang-orang yang berserah diri (muslim) sehingga kaum muslimin lebih
berhak mewarisi bumi Palestina daripada orang-orang Yahudi saat ini.
Dengan demikian kaum muslimin tidak rela apabila Al Quds diambil alih
oleh kaum yang suka melakukan krusakan di bumi, terlebih lagi akan
dibangunanya di sana Negara Palestina
1 komentar:
Bagus mas, teruskan :)
Posting Komentar